Konflik Satwa Harimau di Solok Tak Kunjung Reda, Berikut Kronologisnya


RIMBAWAN.IG - Berikut kronologis penampakan Harimau Sumatera berdasarkan wawancara media online dengan Kepala Resort KSDA Solok, Afrilius, SIP. 

Pada Kamis 7 Mei 2020, Kepala Resort KSDA Solok, Afrilius, SIP menerima informasi dari Wali Nagari Gantung Ciri terkait adanya konflik Harimau Sumatera yang memasuki areal perladangan masyarakat.

Jum'at 8 Mei 2020, Kepala Resort KSDA Solok beserta personil menerima informasi dari Kasi Pelayanan Nagari Gantung Ciri, bahwasanya harimau sebanyak 3 (tiga) ekor telah dijumpai oleh masyarakat berada di sekitar areal ladang Jorong Pinang Sinawa yang menyebabkan masyarakat takut untuk beraktifitas ke ladang.

Sabtu 9 Mei 2020 Balai KSDA Sumatera Barat menerima Surat Permohonan Penanganan Konflik Harimau dari Wali Nagari Gantung Ciri, dan selanjutnya tim BKSDA Resort Solok melakukan koordinasi dengan Wali Nagari Gantung Ciri, Drs. Hendri Yuda, hal ini untuk memastikan terkait surat yang disampaikan ke Balai KSDA Sumatera Barat serta memberikan arahan dalam rangka penanganan konflik harimau kepada Wali Nagari Gantung Ciri dan Kepala Jorong Pinang Sinawa untuk melakukan penghalauan dengan bunyi-bunyian disekitar ladang serta mengingatkan warga untuk tidak melakukan aktivitas perladangan sendirian.

Kamis 14 Mei pukul 17.15 wib menerima informasi dari Kasi pelayanan Nagari Gantung Ciri bahwa anggota masyarakatnya sebanyak 4 (empat) orang tidak bisa pulang dari ladang karena di kejar Harimau yg berlokasi di Jorong Beringin. Ke enam orang tersebut yaitu berinisial C, I, A, dan R. Disusul dengan 2 (dua) orang yang berniat menjemput ke 4 masyarakat tersebut ke lokasi, namun kedua orang tersebut justru ikut terjebak, yakni berinisial RS dan D.
Petugas BKSDA Sumbar mengarahkan kepada Kasi Pelayanan Nagari Gantung Ciri untuk menjemput anggota masyarakatnya secara beramai-ramai dengan membawa bunyi-bunyian pada malam tersebut pukul 19.00 WIB (setelah berbuka puasa).

Penjemputan 6 (enam) orang masyarakat yang terjebak secara beramai-ramai

Setelah masyarakat tersebut berhasil dijemput dan diselamatkan petugas BKSDA Sumbar bersama Kasat Pol PP, Kepala BPBD, Kasatgas Damkar Kabupaten Solok, KPHL Bukit Barisan, KPHL Solok, Kapolsek Kubung, Danramil Kubung, Camat Kubung, Wali Nagari Gantung Ciri, Wali Nagari Koto Hilalang dan Kepala-kepala Jorong di Gantung Ciri serta beberapa tokoh masyarakat, selanjutnya melakukan pertemuan untuk tahap penanganan Harimau tersebut.

Pada Jumat 15 Mei 2020, tim BKSDA Sumbar melakukan observasi lapangan bersama dengan Kepala Jorong, dan menemukan tanda-tanda keberadaan Harimau Sumatera di sekitar lokasi tersebut. Di lokasi tersebut tim yang turun ke lapangan menemukan bekas jejak kaki di tanah dan dilakukan identifikasi awal terhadap jejak tersebut. Hasil identifikasi jejak tersebut merupakan jejak kaki Harimau. 
Observasi Lapangan dan Jejak Harimau yang ditemukan

Lokasi tersebut merupakan areal perladangan masyarakat yang terletak di Jorong Baringin. Berdasarkan hasil kesepakatan, tim dari BKSDA Sumatera Barat bersama beberapa orang masyarakat melakukan pengusiran/ penghalauan di lokasi Bukit Singo-Singo Jorong Baringin dengan cara melepaskan bunyi-bunyian meriam karbit dan senjata api Polhut jenis PM1A1 sampai jam 23.00 WIB selama 3 (tiga) hari berturut-turut.

Melepaskan bunyi-bunyian meriam karbit dan senjata api Polhut jenis PM1A1
guna menghalau Harimau Sumatera

Hari ketiga tim BKSDA melakukan patroli dan pengusiran dilokasi sekitar perjumpaan Harimau Sumatera tersebut bersama-sama dengan warga masyarakat di Jorong Baringin dan Jorong Pinang Sinawa. Patroli ini dilakukan untuk memberikan rasa nyaman kepada masyarakat yang berada disekitar kemunculan Harimau Sumatera tersebut dan bertujuan untuk mengusir/ menghalau Harimau Sumatera tersebut kembali ke kawasan hutan SM Barisan di sekitar Nagari Gantung Ciri dan Nagari Koto Hilalang. Selama tim BKSDA melakukan patroli dan pengusiran, tidak sekalipun ditemukan kemunculan Harimau Sumatera di sekitar lokasi tersebut. Patroli dan penghalauan dilakukan sampai pukul 00.00 WIB dengan bunyi-bunyian menggunakan meriam karbit dan senjata api Polhut jenis PM1A1. 

Hari keempat tim BKSDA Sumbar melanjutkan patroli dan pengusiran/penghalauan di sekitar lokasi perjumpaan Harimau Sumatera tersebut bersama-sama dengan warga masyarakat di jorong Baringin dan jorong Pinang Sinawa. Penghalauan ini dilakukan bertujuan untuk mengusir dan menghalau Harimau Sumatera agar kembali ke kawasan hutan di sekitar Nagari Gantung Ciri tersebut. Selama tim BKSDA Sumbar melakukan pengusiran tim tidak menemukan kemunculan Harimau Sumatera tersebut. Selanjutnya tim BKSDA Sumbar melakukan koordinasi dengan pihak nagari serta menitipkan dua unit meriam karbit yang terbuat dari besi kepada pihak nagari yang digunakan untuk melakukan penghalauan Harimau Sumatera di nagari Gantung Ciri tersebut. Selain melakukan patroli dan penghalauan Harimau Sumatera tim BKSDA Sumbar juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat dalam mengantisipasi dan penanganan konflik satwa liar Harimau Sumatera. 

Afrilius, SIP menambahkan, semenjak Kamis 7 Mei 2020 sampai dengan saat ini, konflik satwa Harimau jenis Harimau Sumatera di Nagari Gantung Ciri sampai ke Nagari Jawi-jawi Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat, tak kunjung reda. Pasalnya, kemunculan satwa Harimau tersebut bermula dari dalam kawasan hutan konservasi (SM Barisan) yang terkena jerat yang dibuat oleh masyarakat, yang menyebabkan salah satu kaki Harimau Sumatera tersebut terluka, begitu ungkap Kepala Resort BKSDA Sumbar, Afrilius, SIP saat diwawancarai Senin 25 Mei 2020.

"ke depannya, kita akan lebih menegakkan aturan yang ada, karena tidak dibenarkan masyarakat melakukan aktivitas perkebunan dan memagar kebun tersebut dengan kawat jerat, sedangkan itu berada dalam kawasan hutan konservasi SM Barisan" imbuh Afrilius, SIP selaku Kepala Resort BKSDA Sumbar.

Di sisi lain, Kepala Resort Konservasi IX Solok juga menyampaikan bahwa sudah hampir tiga minggu terhitung sejak tanggal 7 Mei 2020, personil yang ada di Resort Solok dan Seksi Konservasi Wilayah III sudah sangat kewalahan menangani konflik Harimau Sumatera tersebut, ditambah lagi saat ini terjadi pemotongan anggaran dalam rangka penanganan Covid19 oleh Pemerintah Pusat.

Setelah dilakukan evakuasi terhadap masyarakat yang terjebak di hutan pada Senin malam 18 Mei 2020, diketahui bahwa lokasi tersebut sudah berada di dalam kawasan hutan konservasi SM Barisan. Resort Konservasi Solok telah berkoordinasi dengan Polsek Gunung Talang untuk menindaklanjuti kejadian tersebut, kiranya 4 orang yang dievakuasi malam itu dapat diproses secara hukum atau setidaknya membuat surat pernyataan akan menghentikan kegiatan perladangan pada kawasan SM Barisan dan meninggalkan ladang-ladang yang berada pada kawasan hutan konservasi tersebut, kata Afrilius, SIP. (RIMBAWAN.IG)

2 Komentar untuk "Konflik Satwa Harimau di Solok Tak Kunjung Reda, Berikut Kronologisnya"

  1. Emperor Casino - Shootercasino.com
    There are two types septcasino of slot machines: video poker, baccarat, blackjack, craps, and video-only machines. It is played with a standard deck of cards worrione with a 제왕카지노

    BalasHapus
  2. We have brakes and shears capable of bending metals a lot as} thirteen' 2" in length. Dies and stamping presses are utilized to govern sheet steel into totally different shapes for many of} applications. Stamping is fast and affordable, which is good for best mens baseball cap producing giant portions of perfected components. Some of the machining methods inside the stamping course of are embossing, bending, and coining. Sheet steel is a broadly used material across quantity of} totally different industries.

    BalasHapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel